Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) Nomor P52 Tahun 2019, gerakan GPBLHS atau Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah merupakan langkah awal yang wajib dilaksanakan oleh sekolah-sekolah untuk menjadi Calon Sekolah Adiwiyata. Program Adiwiyata sendiri adalah penghargaan yang diberikan oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi, serta pemerintah kabupaten/kota kepada institusi pendidikan yang berhasil menjalankan gerakan GPBLHS dengan baik.
Tujuan utama dari Program Adiwiyata adalah meningkatkan kesadaran dan wawasan lingkungan di kalangan generasi muda, khususnya dalam lingkungan sekolah. Dengan mengimplementasikan gerakan GPBLHS, sekolah diharapkan dapat menjadi wadah edukasi dan partisipasi aktif dalam upaya perlindungan serta pelestarian lingkungan hidup. Melalui program ini, sekolah tidak hanya menciptakan budaya peduli lingkungan tetapi juga berkontribusi nyata terhadap keberlanjutan ekosistem di masa depan. Oleh karena itu, gerakan GPBLHS memegang peran penting sebagai fondasi bagi sekolah dalam meraih predikat Adiwiyata.
Berikut adalah contoh Ide dari gerakan GPBLHS yang disesuaikan dengan anak usia 7-13 tahun atau ditingkat sekolah dasar.
Gerakan “Sekolah Hijau Ceria”
1. Tujuan Utama
- Fisik: Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, asri, dan ramah lingkungan melalui pengembangan area hijau, sistem pengelolaan sampah yang terintegrasi, serta perbaikan fasilitas fisik.
- Perilaku: Menanamkan budaya hidup hemat, peduli lingkungan, dan bertanggung jawab melalui kegiatan edukatif dan partisipatif.
2. Komponen Program
-
Kebun Kelas atau Taman Sekolah:
- Siswa bersama guru dan staf sekolah membentuk “Kebun Kelas” untuk menanam sayur, bunga, atau tanaman hias.
- Aktivitas rutin seperti penyiraman, penyiangan, dan panen dapat dijadikan pelajaran langsung mengenai siklus hidup tanaman dan pentingnya konservasi.
-
Seni Daur Ulang dan Kreativitas:
- Lomba membuat kerajinan tangan dari barang bekas (misalnya botol plastik, kertas, kardus) yang tidak terpakai.
- Hasil karya bisa dipajang di area sekolah sebagai bagian dari dekorasi, sehingga menginspirasi siswa untuk terus mengurangi sampah dan mengolah kembali limbah.
-
Kampanye 3R (Reduce, Reuse, Recycle):
- Edukasi melalui poster, drama, dan lomba menggambar tentang pentingnya pengurangan sampah, penggunaan kembali barang, dan daur ulang.
- Tempat sampah terpisah (organik dan non-organik) ditempatkan strategis di lingkungan sekolah dengan pengawasan rutin.
-
“Hari Bebas Sampah” dan Aksi Bersih-Bersih:
- Menetapkan satu hari dalam sebulan sebagai “Hari Bebas Sampah” di mana seluruh warga sekolah diajak untuk tidak menghasilkan sampah berlebihan.
- Dilanjutkan dengan kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan sekolah.
-
Aktivitas Fisik Ramah Lingkungan:
- Gerakan “Jalan Kaki atau Naik Sepeda ke Sekolah” untuk mengurangi polusi dan meningkatkan kebugaran.
- Perlombaan atau kegiatan fun run dengan tema “Peduli Bumi” untuk mengajak siswa aktif bergerak sambil belajar tentang pentingnya menjaga lingkungan.
3. Implementasi dan Evaluasi
-
Pembentukan Tim Pahlawan Lingkungan:
- Bentuk klub atau tim yang terdiri dari perwakilan siswa, guru, dan orang tua sebagai motor penggerak gerakan ini.
- Tugas tim meliputi perencanaan kegiatan, monitoring, dan evaluasi capaian program.
-
Monitoring dan Evaluasi:
- Menetapkan target capaian fisik (misalnya jumlah tanaman yang tumbuh, peningkatan area hijau, pengurangan sampah) dan target perilaku (misalnya peningkatan partisipasi kegiatan lingkungan, pengurangan kebiasaan membuang sampah sembarangan).
- Lakukan evaluasi bulanan atau semesteran melalui diskusi kelas dan laporan kegiatan, dengan penghargaan bagi kelas atau individu yang menunjukkan perubahan paling signifikan.
-
Keterlibatan Orang Tua dan Komunitas:
- Mengadakan workshop atau seminar sederhana bagi orang tua tentang pentingnya menjaga lingkungan, sehingga nilai-nilai yang ditanam di sekolah juga diterapkan di rumah.
- Menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah atau LSM setempat untuk mendapatkan dukungan sumber daya dan pendampingan.
4. Keberlanjutan Program
-
Dokumentasi dan Refleksi:
- Dokumentasikan setiap kegiatan melalui foto, video, atau jurnal kegiatan sehingga perubahan fisik dan perilaku dapat terlihat jelas seiring waktu.
- Adakan pameran “Jejak Hijau Sekolah” sebagai wadah berbagi pengalaman dan inspirasi antar kelas atau sekolah lain.
-
Integrasi Kurikulum:
- Integrasikan nilai-nilai pelestarian lingkungan dalam mata pelajaran seperti IPA, IPS, atau Bahasa Indonesia melalui cerita, lagu, dan kegiatan praktis.
- Gunakan pendekatan project-based learning (PBL) untuk mendekatkan siswa dengan masalah lingkungan hidup secara interaktif.